Cerpen Persahabatan Sunyi :
Lelaki
setengah umur yang kelihatan cukup sehat itu akan “tutup praktik”
ketika matahari mulai tergelincir ke Barat. Ditemani oleh seekor anjing
betina kurus, ia turun dengan langkah pasti menuju lekukan sungai hitam
di pinggir jalan, mendapatkan gerobak dorong kecil beroda besi seukuran
asbak. Dari dalam gerobak yang penuh dengan buntelan dan tas-tas
berwarna seragam dengan dekil tubuhnya.
Lelaki itu lewat begitu saja
mendorong gerobak bermuatan anjing dan buntelan-buntelan kumal miliknya
sambil mencari puntung-puntung rokok yang masih berapi di pinggir jalan.
Tiba-tiba saja ada seorang bocah perempuan ingusan yang memegang
krincingan dari tutup botol munuman melempari anjing itu. Lelaki itu
berkacak pinggang, menatap bocah perempuan itu dengan tajam. Bocah
perempuan itu balas menantang sambil berkacak pinggang. Dan lelaki itu
akhirnya meninggalkan tempat itu dengan mendorong kembali gerobak
kecilnya. Namun, bocah perempuan dengan kerincingan itu mengikutinya
dari belakang dengan jarak sepuluh meteran.
Malam telah larut. Bocah
perempuan ingusan itu terbirit-birit dikejar gerimis yang mulai
menghajarnya. Rambutnya yang nyaris gimbal itu kini melekat lurus-lurus
di kulit kepalanya yang disiram gerimis. Bocah itu mengeluarkan lilin
dan korek api dari dalam kantong plastik. Berkali-kali menggoreskan
korek api, padam lagi oleh tiupan angin yang bertempias. Lalu ia
mendekat ke arah lelaki itu agar terlindung oleh angina dan berhasil
menyalakan lilin. Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersembul dari
dalam gerobak kecil di atas kepala lelaki setangah umur itu. Ia berusaha
menariknya keluar tanpa menimbulkan suara berisik dan membangunkan
lelaki itu.setelah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah
menggigil karena pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang
memunggunginya itu sekedar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki
itu.
Deru mesin mobil yang melintas jembatan beton di atas mereka
justru menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuahn kota yang sibuk.
Lelaki setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang
perempuan. Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh
bocah yang setengah basah itu dan melanjutkan mimpinya.
Sebelum
subuh, pasukan tramtib itu dating lagi, lengkap dengan polisi dan
beberapa truk mengangkut gelandangan. Mimpi lelaki itu tersangkut
bersama gerobaknya di atas bak truk. Begitu juga bocah perempuan itu.
Rawamangun, 3 Oktober 2004
Unsur Intrinsik Cerpen Persahabatan Sunyi
1. Tema
Tema pada cerpen tersebut adalah tentang perjuangan hidup.
2. Latar dan alur
Latar cerita di dalam cerpen itu adalah Kota Jakarta. Cerita tersebut menggunakan alur maju.
3. Tokoh
Tokoh di dalam cerita itu adalah Lelaki setengah umur dan Bocah perempuan
4. Karakter lelaki setengah umur
Penyayang:
Pembuktian dari tokoh lelaki setengah umur ini penyayang adalah pada kutipan cerita sebagai berikut:
"….Lelaki
setengah umur itu mengambil sebuah piring plastik dari dalam buntelan
lalu memberi makan yang didapatnya dari rumah makan tadi. Keduanya makan
dengan lahap tanpa menoleh kanan kiri."
Dari kutipan cerita di
atas didapatkan bahwa si Lelaki setengah umur itu memiliki sifat
penyayang terhadap bocah perempuan kecil yang membawa kerincingan dari
tutup botol minuman itu walaupun mereka tidak saling mengenal. Dengan
rela ia berbagi makanan dengan gadis itu agar mereka berdua tidak
kelaparan.
Pembuktian sifat penyayang lainnya yang dimiliki oleh lelaki itu adalah sebagai berikut:
"….
Deru mesin mobil yang melintas jembatan beton di atas mereka justru
menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuahn kota yang sibuk. Lelaki
setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang perempuan.
Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh bocah yang
setengah basah itu dan melanjutkan mimpinya."
Dari kutipan cerita
di atas didapatkan pembuktian bahwa si tokoh (lelaki setengah umur) itu
memang benar-benar penyayang. Dia berusaha menghangatkan bocah
perempuan yang kedinginan tidur dengan cara mendekapnya, agar si bocah
perempuan itu merasa hangat.
5. Karakter Bocah Perempuan
Karakter Bocah Perempuan itu adalah pemberani, hal ini terdapat pada kutipan berikut:
"…Seorang
bocah perempuan ingusan yang memegang kerincingan dari kumpulan tutup
botol minuman telah melempari anjing itu. Lelaki itu berkacak pinggang
enatap bocah perempuan itu dengan tajam. Bocah perempuan itu balas
menantang sambil berkacak pinggang."
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan penulis pada cerpen tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga.
7. Amanat
Amanat yang disampaikan oleh penulis dalam cerpen itu adalah:
a. jangan pantang menyerah dalam menjalani hidup dan mensyukuri atas karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.
b. berikanlah kasih sayang kepada makhluk hidup.
Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yang terdapat pada cerpen itu adalah adanya nilai sosial, yakni:
1. Di dalam cerpen itu digambarkan bahwa tokoh mau berbagi tempat tidur dengan bocah perembuan yang selalu mengikutinya.
"…..
Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersebut dari dalam gerobak
kecil di atas kepala lelaki setengah umur itu. Ia berusaha menariknya
keluar tanpa menimbulkan suara berisik dan membangunkan lelaki itu.
Setalah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah menggigil karena
pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang memunggunginya itu,
sekedar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki itu."
2. Adanya perjuangan hidup yang digambarkan di dalam cerpen itu, yakni:
a. Perjuangan hidup Lelaki setengah umur dengan cara memulung dan mencari sisa-sisa makanan di restoran.
b.
Perjuangan hidup Bocah perempuan mencari makan dengan cara mengamen dan
ia terus mengikuti si Lelaki setengah umur dari belakang untuk
mengharap belas kasih dan perlindungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar